Minggu, 24 Oktober 2010

bahan bakar

Hubungan Bahan Bakar dan Penjalaran Api
Penjalaran api kebakaran hutan dan lahan dipengaruhi oleh kondisi bahan bakarnya. Kondisi bahan bakar bagaimana yang mempengaruhi kecepatan menjalarnya api yaitu kelembaban, ukuran dan kesinambungan bahan bakar. Beberapa factor tersebut diuraikan sebagai berikut :
a. Kelembaban bahan bakar
kemudahan bahan bakar untuk menyala tergantung pada kelembabannya. Semakin tinggi kelembaban berarti semakin kandungan air dalam bahan bakar, sehingga akan menyulitkan api untuk menyala dan menjalar. Demikian pula sebaliknya, apabila bahan bakar hanya sedikit mengandung kelembaban, maka ini akan mempermudah dan mempercepat api untuk menjalar. Bahan bakar yang kering akan mempermudah dan mempercepat api untuk menjalar. Bahan bakar yang memiliki kelembaban tinggi umumnya berasal dari pohon-pohon yang masih hidup, sedangkan bahan bakar yang memiliki kelembaban rendah berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sudah mati, bisa berupa pohon mati, sisa-sisa pembalakan seperti tonggak, serpihan potongan ranting, dan sebagainya (Purbowaseso, 2004).
b. Ukuran bahan bakar
Kecepatan menjalarnya apai juga ditentukan oleh ukuran bahan bakarnya. Bahan bakar yang ringan akan lebih cepat menjalarnya dibandingkan dengan yang berat. Contoh bahan bakar ringan seperti daun-daunan, rerumputan, semak-semak ringan, sedangkan contoh bahan bakar berat, seperti tonggak bekas penebangan batang-batang pohon yang tertinggal dihutan, serta cabang-cabang pohon. Bahan bakar yang besar akan lebih lambat menjalarnya
Bahan bakar yang berkesinambungan akan mempermudah api untuk menjalar. Hal ini disebabkan pemindahan panas dari bahan bakar satu kebahan bakar didekatnya akan berjalan dengan baik (Purbowaseso, 2004)
Kebakaran hutan seringkali terjadi, data menunjukkan bahwa luas kebakaran hutan di Indonesia 5 tahun terakhir terluas pada tahun 1998 sebesar 515.026 ha, sedangkan pada tahun 2002 sebesar 35.496 ha (Dephut, 2003). Karakteristik tanah terbakar di Sumatera ditinjau dari warna tanah masih dapat bertahan 12 minggu setelah hutan terbakar, nilai value dan chroma menurun dan hue menjadi lebih kuning. Kebakaran menyebabkan perubahan warna agregat luar memiliki hue dan chroma lebih rendah dan hue menjadi lebih merah dibandingkan warna dalam agregat   
Terkumpulnya bahan bakar di hutan dari satu lokasi kelokasi lain sangat bervariasi dan sangat tergantung dari struktur jenis dan komposisi bahan bakar yang ada. Disamping itu juga sangat dipengaruhi oleh sifat vegetasi yang bersangkutan, misalnya: sifat menggugurkan daun, mengadakan pemangkasan sendiri secara alami (pruning), besarnya tajuk, serta faktor lainn Jenis vegetasi yang memilik sifat menggugurkan daun dan cepat mengalami pruning akan memberikan akulmulasi bahan bakar dilantai hutan dalam ya seperti aktivitas mikroorganisme tanah serta frekuaensi terjadinya kebakaran jumlah besar dibandingkan jenis yang tidak menggugurkan daun atau lambat mengadakan pruning. Demikian pula dengan pohon yang memiliki tajuk yang besar juga akan memberikan akulmulasi bahan bakar yang banyak bila dibandingkan dengan pohon yang memiliki tajuk yang kecil didalam hutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar