Minggu, 28 November 2010

bahan bakar

Sulap Apel Jadi Bahan Bakar Alternatif

30 Desember 2008 No Comment
Apel ternyata tidak hanya untuk dikonsumsi saja. Buah ciri khas Batu itu kemarin disulap menjadi bahan bakar alternatif oleh Awanto Pribowo. Demo itu dilakukan di hadapan 36 pemuda peserta pelatihan pengembangan energi alternatif yang digelar KNPI Kota Batu. 
apel energi alternatif secara sederhana. (Vandri Van Battu/Malang Post)
Cara pengolahan apel menjadi etanol dan pemanfaatannya sebagai bahan bakar dipaparkan pria yang juga pengurus KNPI Kota itu. Yang lebih unik lagi, selain apel, blimbing, sekam, tetes gula tebu, jamu kunir juga bisa menjadi bahan bakar alternatif.
Untuk mengolah apel menjadi bahan bakar, kata Awanto, harus diawali penggilingan apel. ”Air dari hasil penggilingan apel yang mengandung sari apel itu difermentasi, lalu disuling. Dari proses penyulingan itu menjadi etanol,” jelasnya disela-sela pelatihan yang digelar di Vila Holanda itu. Waktu pengolahannya selama tiga hari.
Awanto mengatakan, dirinya sudah membuktikan penggunaan bahan bakar dari apel itu. “Saya sudah gunakan pada sepeda motor saya. Hari ini saya akan tunjukan kepada peserta pelatihan,” jelasnya sembari mempraktikan cara pengolahan secara singkat.
Untuk diketahui, bahan bakar hasil olahan dari apel itu bagaikan bensin. Baunya menyengat seperti bensin. Warnanya bening. Selain itu sangat peka terhadap api. Begitu ada percikan api, langsung menyala.
Jumlah apel yang digunakan sebagai bahan baku energi alternatif ini cukup banyak. 50 kg apel hanya menghasilkan 2 liter etanol. Karena itu, harga jualnya terbilang masih mahal, yakni 1 liter seharga Rp 18 ribu.
“Karena itu, sekarang yang dibutuhkan yakni mengembangkan atau meriset sehingga biaya pengolahannya murah. Jadi lebih ekonomis,” kata Awanto. Dia berharap, ketika dipaparkan kepada peserta pelatihan yang digelar KNPI kemarin, bisa dikembangkan lagi. “Semoga mereka bisa lebih mengembangkan ini,” sambungnya.
Sementara itu, ketua panitia pelatihan Prasetyo Marhaen Saputro berharap, para peserta pelatihan bisa mengembangkan energi alternatif setelah diperkenalkan dalam pelatihan yang berlangsung dua hari itu.
“Setelah mereka mendapat pembekalan ini, selanjutnya bisa dikembangkan sendiri. Sehingga energi alternatif terus dikembangkan oleh para pemuda di Batu. Sehingga dengan inovasi mereka, bisa menghasilkan energi alternatif yang lebih murah lagi,” kata Marhaen.(van/eno)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar